May 26, 2009

Neo Liberal Plus Jilbab Loro


Menjelang Pilpres 2009 ini, makin dekat rasanya makin rame saja menyimak perkembangan perpolitikan di negeri Indonesia tercinta. Masih belum selesai dan bahkan makin ramai isu mengenai isu liberalisme yang disandangkan kepada cawapres Budiono. Tim sukses pasangan calon presiden SBY dan calon wakil presiden Boediono pun kian dibikin deg-degan dengan isu neoliberal yang terus ramai. Stigma negatif neoliberalisme memang cukup manjur untuk menggambarkan citra pasangan itu karena terbukti sedikit banyak sudah berpengaruh pada popularitas lawan pasangan SBY-Boediono yang makin hari kian naik seperti pasangan JK-Win.

Pokoknya makin seru rasanya, apalagi sekarang, belum selesai isu neoliberalisme, isu "jilbab loro" pun diangkat untuk menunjukkan pasangan JK-Win yang mempresentasikan kaum islamis dan agamawan. Dengan kata lain pasangan SBY sama sekali tidak mewakili aspirasi umat Islam yang tulen dan taat. Ungkapan SBY yang membela Budiono akhirnya dianggap sebagai angin lalu karena akal-akalan dia untuk menutupi adanya isu-isu miring tentang pasangannya itu. Pokoknya ribet deh..politik Indonesia, tapi seru juga.


Sebagai rakyat biasa, tentu ini membuat bingung, kira-kira mana ya pilihan yang pas dalam Pilpres 2009 ini. Kalau baca-baca tentang Neoliberalisme, memang sih rasanya paham yang dianut sangat tidak memihak kepada rakyat karena neoliberalisme adalah paham yang mendukug penerapan perdagangan bebas, termasuk dalam persaingan usaha yang hanya akan menimbulkan segelintir konglomerat menguasai sebagian besar sumber daya perekonomian, dan hanya menyisakan sedikit keuntungan bagi kelompok masyarakat lainnya. Namanya aja "liberal": kebebasan yang pasti.

Selanjutnya kalau diteliti lebih dalam lagi, mau nggak mau, memang kenyataanya sangat kuat sekali kalau cawapres Budiono itu menganut paham yang dituduhkan itu. Hal ini kalau dilihat dari track record dia dari era Megawati sampai era SBY yang menjadi gubernur BI. Ok, banyak bukti-bukti kuat kalau Budiono adalah antek liberal, tapi lagi-lagi yang jadi masalah, ada enggak di Indonesia ini seorang yang berjuang bener-bener untuk rakyat alias mendukung ekonomi kerakyatan? sebenarnya rakyat kalau ditanya tentang siapakah representasi sosok yang mencerminkan ekonom kerakyatan? Rasanya jawabannya akan sulit ditemukan. Apakah Kwik Kien Gie yang mantan Menteri Perekonomian itu? Atau Prabowo yang termasuk kroni Orba, atau Mega sendiri yang banyak mengatakan bahwa selama kepemimpinannya ia jauh dari harapan reformasi?

Dalam kebingungan ini, semoga rakyat Indonesia nanti diberikan pemimpin yang benar-benar memihak kepada bangsa dan negara ini secara luas, bukan pemimpin yang hanya mementingkan sekelompok dan kroninya saja. Terserah mau dia seorang yangpaham liberalisme atau ekonomi kerakyatan, yang jelas semoga praktiknya ia mau dan melaksanakan tugas yang memihak kepada rakyat secara umum. Sudah mufakat tentunya bahwa paham neoliberal memang tidak dapat diterapkan di Indonesia ini.

2 10:

  1. Siapapun presidennya,... yang penting dapat membawa Indonesia ke suasana yang jauh lebih baik.

    ReplyDelete
  2. bener tu sob kata mas setiawan, siappun nantinya yg dudk bisa membawa negeri ini menjadi lebih baik dan tetap mementingkan rakyatnya....
    mantap sob tulisannya,, slm kenal..
    eh kelihatannya saya yg kedua ne... berarti dapat bensin donk,g pertamax ^^

    ReplyDelete

About Me

My photo
just a humble person seeking all kinds of knowledge beneficial for this life.. Completing study in a complicated country

My YM

Shout me

 

Copyright © 2009 by Asal Taroh